Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Pernah

Aku pernah merasakannya Kebahagian yang kau ukir diatas pasir pantai Indah... sangat indah Membuat ku terbang dan melayang tinggi Aku tak bisa meraba keadaan itu Karena aku terlalu bahagia Hingga membuatku terlena dan terlupa Kau jamu keindahan itu dengan ramuan palsu Namun tak tercium oleh hati yang penuh cinta Kau taburi rindu dengan bumbu beracun Kau hidangkan dalam senyum penuh makna Terlena, aku terlena Seakan semua berada dalam dekapan Rindu milikku, cinta milikku, bahagia milikku, semua milikku Titik temu luka hadir menjelma Menghiasi keindahan penuh balur kepiluan Ini hanyalah mimpi semalam Yang berwujud nyata dalam bayangan

Tertatih ku dalam sendiri

Rintik ini datang lagi Rasa enggan tuk menemui Membawa rindu yang tak pasti Menopang kasih dalam sepi Gerimis disini Mengusik jiwa merasuk hati Membasahi luka yang pernah hadir Rintik hujan tiada henti Lambaian rindu merasuk lagi ku tertegun dalam sepi Menepis luka yang telah kau beri Rintik ini masih setia Menemani aku dalam ruang hampa Tertatih ku dalam kesendirian memeluk bayang mu yang pergi tak berpulang

Berteman pagi

Mentari di ufuk barat, biasnya masih mencekat Namun kakiku tak mampu melangkah cepat Aku tak ingin dia berlalu begitu saja, meninggalkan diriku bersama kegelapan, aku tidak ingin berteman sunyi, aku ingin cahaya itu tetap di sini. Senja telah pergi, menenggelamkan sang surya dalam kegelapan, dan kini, aku berteman sepi, ku harap kau tak berlalu begitu saja, tinggalkan lah sedikit kenangan untuk ku, agar aku tak merasa kesepian. Dekapan sunyi malam ini, menghantarkan kepada rindu pagi, aku masih disini, bersama bintang yang terus bernyanyi. Bersama bintang ku lewati malam, bulan bercerita tentang bumi, dan aku mulai terjaga dalam mimpi. Kini pagi menampakkan diri, tapi enggan membawa sang mentari, aku tersenyum walau tanpa arti, karena sang pagi membuatku mengerti, tanpa mentari diakan hadir walau sendiri.

Dengan siapa aku berdiri

Arungan kalbu menerpa rindu Harum semerbak bunga di hati Mengulas kasih membekukan diri Aku disini..... Di tengah kering nya kepunahan hati Ambigu yang tak pernah aku pahami Dengan siapa aku berdiri, Ketika bayang mu merampas kasih Ingin ku bicara tentang rasa yang hampir mati Kini.... Puing puing luka dalam kehancuran Meniti perih merobek hati Langit mendung menjadi saksi Diam membisu seakan tak peduli 

Rindu yang semu

Tiba-tiba rindu itu datang, menerka seketika Merajam meremas melumpuhkan jiwa Ingin ku usir rasa yang tak secara Yang entah bagaimana tak mampu ku lupa Mengenal mu lewat bayang, yang semu dan awam Aku terpaku dalam diam, apa daya rasa itu ada Salah kah bila ku meminta dirimu Menyebut mu dalam bait doa ku Untuk cinta yang semakin kuat Atau hilang dalam pekat Jika aku merindukan mu Bolehkah aku meminta dirimu Agar kau hadir menghiasi mimpiku Dan jika kau memang milikku Tetaplah disini hingga aku terjaga dari tidurku Jika rindu ini tak berujung temu Bisakah hapus bayangmu dari benakku Agar tiada sesak dalam dadaku Akan ku hembuskan panjang nafas itu Aku tak ingin ke_baper_an ini menyiksa ku Mencumbui hati yang tak mungkin jadi milikku Aku masih terpaku disini Sepi, sunyi, tanpa sang mentari Bagai dalam ruang hampa tanpa penghuni Ditengah keramaian namun serasa sendiri Biarkan sejenak ku terpaku Menatap wajahmu dalam ilusi semu Yang akan beranjak pergi bersa...

Rinduku bukan benalu

Terisak dari hati yang ku rasa tak menentu, tak bisakah kau melihat ku dari sisi baik ku, mengapa kau rejam duri dalam dadaku ? Wahai rindu yang tak bertuan, dapat kah kau beranjak perlahan dari hatiku, bisakah kau tinggalkan aku tanpa kelukaan yang mendalam ? Rinduku yang tak bertepi, meluka dalam diri, racun cinta pada jiwa yang tak mampu berdiri sendiri. Lukai aku sepuas hatimu, hingga kau sadar bahwa aku mencintaimu tanpa batas, hingga aku melangkah pergi untukmu bahagia, mungkin karena dengan hal itu aku mampu melakukan yang terbaik untukmu wahai cinta.  Aku ingin menjadi teman kerinduan mu, bukan benalu dalam hidupmu, aku ingin menjadi teman kesedihah mu, ketika tak kau dapati sandaran luka mu, akulah cahaya terang yg tertutup atap kepalsuan dalam hidupmu, ku kan tetap berdiri menantikan senyum bahagia mu, menjalin kesenangan dengan apa yang kau mau.