Ini tentang mu, tentang kita Dimana saat aku memutuskan untuk menjauh darimu Berat memang, meninggalkan mu tanpa kepura-puraan, karena nafas ini masih milikmu seutuhnya Ada hujan di mata ini, kuseka perlahan Tetapi... hujan itu semakin deras dan membasahi alam rindu, menggenangi seluruh ruang hati ini Malam ini seakan mengutuk seluruh alam, Hitam pekat tanpa bintang menghiasi Kutapaki kepedihan dengan rasa gelisah, hingga kudapati ruang hampa yang membasah Bayangmu abadi dalam benak Tak mampu kujeda walau sebentar Aku memaki dalam sunyi Sepi, kerontang tanpa cahaya menemani Kurelakan diri menikmati kesemuan hati, meninggalkan kepiluan yang bermuara, kini kau tiada di sini, kumelaju seorang diri, menanti kedatangan sang mentari pagi, agar aku bisa membunuh perasaan ini hingga mati. Vina 22 juli 2017
Postingan
Menampilkan postingan dari September, 2017
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"SEPARUH JIWAKU PERGI" Aku tidak mengatakan bahwa semua sama, tapi yang kulihat ketika bosan menjelma, kata lelah akan jadi penghias utama, lelah atas kata dasar apa ? Benar-benar pertimbangan yang tak bisa dicerna. Jika bicara tentang lelah, seharusnya akulah yang lelah, menghadapi semua keegoisannya, mengalah, menunduk, bersabar menahan segala amarahnya, lalu... apa aku juga harus mengatakan hal yang sama ? Bahwa aku pun lelah. Jika mencintainya adalah kesalahan, kuharap ada hukuman yang lebih ringan selain melupakan, kenangannya terlalu banyak untuk dilupakan, dan yang ada hanya akan merusak pikiranku saja. Bukankah hati memiliki hak atas apa yang ia rasakan, meski tak harus menjadikan pemiliknya, setidaknya samar-samar perasaan itu bisa diungkapkan walau hanya lewat tatapan saja. Kulihat dia berpaling dan melangkah menjauhi tempat aku berdiri, semakin lama semakin menjauh dan lenyap tak terlihat lagi oleh tatapan sedihku, aku relakan kepergiannya dan dia membawa ...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"KORBANMU" ~Tata Janeta ~Sendiri ku menangis Tidak tau mengapa semua bisa terjadi, ketika perasaan ini kau obrak abrik tanpa permisi, mengenang kenangan yang telah lalu, sungguh aku tak berdaya. ~Tak seorangpun tahu lukaku Kucoba untuk menahan amarahku, menyembunyikan air mata dalam senyuman luka, yang kau gores dengan belati tak bermata, sungguh penyiksaan yang bertuliskan cinta. ~Air mata seakan luapkan rasa sedihku Hanya dia, air mata yang menjadi saksi luka, atas perih yang kau bubuhkan dalam asmara, aku bisa apa, semua hanya tinggal cerita. . ~Percuma semua penjelasanmu Aku sudah tak percaya atas apa yang terlontar dari mulutmu, semua bagai racun, kau berhasil dalam hal ini. ~Kini ku takkan peduli padamu Sungguh tiada lagi keikhlasan yang tersisa, aku pun tak tau harus apa, bagiku kau hanya penghias luka diatas kesetiaan. ~Simpan saja semua kata katamu Tak perlu lagi kau ucap ...