"SEPARUH JIWAKU PERGI"


Aku tidak mengatakan bahwa semua sama, tapi yang kulihat ketika bosan menjelma, kata lelah akan jadi penghias utama, lelah atas kata dasar apa ? Benar-benar pertimbangan yang tak bisa dicerna.

Jika bicara tentang lelah, seharusnya akulah yang lelah, menghadapi semua keegoisannya, mengalah, menunduk, bersabar menahan segala amarahnya, lalu... apa aku juga harus mengatakan hal yang sama ? Bahwa aku pun lelah.

Jika mencintainya adalah kesalahan, kuharap ada hukuman yang lebih ringan selain melupakan, kenangannya terlalu banyak untuk dilupakan, dan yang ada hanya akan merusak pikiranku saja. Bukankah hati memiliki hak atas apa yang ia rasakan, meski tak harus menjadikan pemiliknya, setidaknya samar-samar perasaan itu bisa diungkapkan walau hanya lewat tatapan saja.

Kulihat dia berpaling dan melangkah menjauhi tempat aku berdiri, semakin lama semakin menjauh dan lenyap tak terlihat lagi oleh tatapan sedihku, aku relakan kepergiannya dan dia membawa pergi separuh jiwaku, namun ia tak sedikitpun mau untuk menolehku, walau hanya sebentar.

Aku terluka, ku kutuki keadaan ini, aku mengutuk kegelapan ini, sungguh penganiayaan sepi, mendidihkan hati, pecah, berserakan tak beraturan.

Aku pun pergi, ku ingin berpulang dalam kamar sunyi, aku sedang berkemas dalam kegelapan, jadi jangan timbulkan suara hanya untuk mengagetkan jiwaku.


~vienasty~
070917

Komentar

Postingan populer dari blog ini