Sesekali jadilah diriku, agar kau tau dicerca rasa rindu itu sangat tersiksa. Aku bukan anak kecil yang dimana ketika mencari ibunya yang sedang sibuk bisa dibujuk dengan mainan, mereka bisa menghiburku, tapi tdk bisa merasakan resahku.

Sesekali lihatlah aku, agar kau tau ada hujan dimata itu. Mengapa tak kau ia kan saja ketika tanya pada mu tentang tak kemauan mu itu, agar tiada harap disini. Apa kau sengaja membuat gaduh dihatiku ?

Aku kaku disini, menatap setiap jengkal langkah kaki mu, yang lama kelamaan semakin menjauh dan menjauh. Aku percaya, bahwa luka membawa kedewasaan, yang ku tau, aku bisa tegar atas kepergian mu, aku bisa tegas atas hatiku meski sedikit memilu, setidaknya dia aku ajarkan kerelaan.

Kembalilah, jika yang kau cari tak kau dapati. Tak usah khawatir aku tetap menanti mu untuk kembali, namun jika kau tak melihat ku disini, apakah kau tetap akan mencari diriku, entahlah.

Seandainya kau tau dgn keputusasaan dirimu akan pencarian diriku mengertilah aku bersembunyi dibalik pohon, pohon besar nan rindang itu, dimana dulu kita bertemu dan berpadu, kau bercerita tentang cinta, kau ajak aku menghitung jumlah bintang, kau yg selalu menjadi sumber tawa ku setiap saat, aku rindu, rindu saat saat itu, dimana hanya ada aku dan kamu dalam cerita itu.

Ahh, mungkin itu hanya halusinasi ku saja, bukan tentang kenyataan hidupku, bahkan aku sampai lupa kalau itu hanyalah imajinasi sesaat.

Kau tau, aku tak pernah lelah atas penantian ini, kau bilang, kau pergi untuk sebuah cita-cita, yang entah bagaimana namun ku rasa ada sesuatu yang tak bisa ku raba. Aku menerka-nerka pikiran mu, mungkin ini terlihat jahat, tapi apakah kau tau, feeling wanita itu tak bisa ditebak, kau bisa anggap wanita itu lemah, tapi jangan kau anggap lumpuh dalam kepekaan nya.

Lakukanlah apa yang kau mau, selagi ada aku disini, jangan risaukan ketuaan mu, aku menanti mu, masih seperti yang dulu, setia dan tetap setia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini